Sabtu, 05 Mei 2012

BERANI MENGAKUI KESALAHAN

Lalu Akhan menjawab Yosua, katanya: “Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel, sebab beginilah perbuatanku:
Setiap orang sangat mendambakan keberhasilan dalam hidupnya, tercapainya cita-cita yang diidam-idamkan. Tentu saja sukses atau keberhasilan itu tidaklah datang begitu saja dalam hidup ini. Adakalanya kesuksesan itu menjadi sangat dramatis ketika harus melewati terjalnya jurang kegagalan? Tidak sedikit diantara kita yang kecil nyali menghadapi drama kegagalan. Ada juga yang menyesalinya dengan berkepanjangan, tidak mau makan, tidak mau mandi, atau ada juga mereka yang melakukan sesuatu yang lebih jauh lagi (apa tuh). Sepertinya mereka melupakan nasehat orang bijak yang antara lain berkata: ‘kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda’ oleh karenanya jangan segera berputus asa.
HARI INI – Jika kita bergantung pada hari kemarin, kita mementingkan diri sendiri dan tidak percaya bahwa ada Allah. Jika kita terus berpikir terus tentang hari esok, kita akan menjadi serakah, karena kita tidak tahu apakah masih memiliki hari esok? Yang kita miliki hanyalah hari ini
               Untuk meraih kesuksesan, sebagai orang beriman kita TIDAK BOLEH  MENGHALALKAN SEGALA CARA, seperti yang pernah dilakukan  ‘Akhan’ (Yosua 7). Akhan telah melakukan kekeliruan besar, ia telah menempuh langkah mudah dan sama sekali tidak memikirkan dampak perbuatannya bagi banyak orang, yaitu bagi keseluruhan bangsanya yang sedang berjuang merebut kota Ai. Akhan melakukan pencurian yang mengakibatkan kekalahan bangsa pilihan Tuhan merebut kota Ai.
Melalui Yosua 7:20 kita mendapat pelajaran yang sangat berharga tentang KEBERANIAN AKHAN MENGAKUI perbuatannya. Memang sebuah pengakuan tidak meniadakan dosa yang diperbuatnya. Tetapi, Yosua pasal 7:20 menjadi teladan kejujuran sosok Akhan, dengan tidak mengeraskan diri dengan berdalih dan berdebat? Kejujuran Akhan membuat Yosua tidak perlu membentuk semacam TIPIKOR dsbnya?
Disisi lain, Yosua 7 sungguh sungguh telah menodai rangkaian panjang kemenangan  umat pilihan Tuhan -  sejak perjuangan kebebasan bangsa Israel dari tanah Mesir dan ketika melalui  perjalanan panjang diterpa panas terik disiang hari dan dinginnya padang gurun dimalam hari adalah sejarah KETAATAN. Jika akhirnya, bangsa pilihan memasuki tanah Kanaan, dibawah pimpinan seorang Yosua yang menuntaskan perjuangan itu pun karena ketaatan mereka dan bukan karena strategi militer saja. Artinya, kemenangan umat pilihan Tuhan selama ini bukanlah semata mata karena strategi militer yang sangat jitu, melainkan kemenangan karena KETAATAN pada Tuhan.
Bukankah untuk merebut kota Ai, Yosua telah mengatur strategi sedemikian jitunya, antara lain dengan (1)mengirimkan pengintai – (2)mendengarkan laporan mereka – (3)mengirimkan 3.000 pasukan. Sangat beralasan jika mereka menyerang kota Ai dengan optimisme besar, bukankah kota Yerikho yang lebih besar berhasil mereka kalahkan? Namun, apa yang terjadi sungguh sangat menyakitkan, kenyataannya mereka kalah. Yosus 7:6 menyebutkan: ‘Yosua mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya sampai ke tanah di depan tabut TUHAN, hingga petang, bersama dengan para tua-tua orang Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya’
7 Dan berkatalah Yosua: ‘ Ah, Tuhanku ALLAH, mengapa Engkau menyuruh bangsa ini menyeberangi sungai Yordan? Supaya kami diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasakan? Lebih baik kalau kami putuskan tadinya untuk tinggal di sebarang sungai Yordan itu ! (Yosua 7:7)
Sekali lagi,  kegagalan mereka tidak terletak dalam perencanaan militer, melainkan berkaitan dengan pelanggaran perintah Tuhan yang dilakukan oleh Akhan. Perencanaan strategi militer bukanlah satu-satunya sumber kemenangan Israel, melainkan ‘ketaatan’ pada perintah Tuhan adalah sisi terpenting yang harus tetap ditaati oleh setiap umat pilihan.
Dan itulah yang telah ditunjukkan oleh Akhan dalam Yosua 7:20. Melalui Yosua 7:20 kita mendapat pelajaran yang sangat berharga tentang KEBERANIAN AKHAN MENGAKUI DOSA. Bisakah, , Yosua pasal 7:20 menjadi inspirasi bagi untuk meneladani kejujuran sosok Akhan, dengan tidak mengeraskan diri.
Semoga Tuhan memberkati hati jujur dalam diri kita,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar